Kamis, 22 November 2018

Ciri-ciri orang beriman

SIKAP DAN PERILAKU ORANG BERIMAN

Orang beriman adalah orang yang memiliki landasan hidup yang kukuh dan benar, yakni landasan hidup yang berdasarkan wahyu Allah SWT. Dengan landasan hidup tersebut orang beriman memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan manusia lain. Hidup manusia yang tidak dilandasi iman, tak ubahnya seperti kehidupan hewan ternak, yang hanya makan, minum, bekerja, tidur, dan beranak. Sebaliknya, dengan landasan iman, hidup manusia akan terarah, sesuai dengan yang dihekendaki penciptanya, yakni Allah SWT.

1. Taqwa kepada Allah SWT
Taqwa kepada Allah berarti menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Taqwa juga berarti berhati-hati dalam hidup, yakin menjaga diri dari semua aturan yang diberikan Allah sebagai penciptanya. Taqwa kepada Allah menjadi kewajiban setiap muslim.
Firman Allah

يأَيُّهَا الَّذِيْنَ أمَنُوْااتَّقُوْااللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّاقَدَّمَنْ لِغَدٍِج وَاَتَّقُوْااللهَقلى اِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَاتَعْمَلُوْنَ (الحشر:18)
“Hai orang-orang yang beriman, taqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akherat). Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Al Hasyr: 18)

يأَيُّهَا الَّذِيْنَ أمَنُوْااتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَ تَمُوْتتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ (ال عمران: 102)
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali engkau mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS. Ali ‘Imran: 102)

Memperhatikan apa-apa yang telah dikerjakan untuk hari esok berarti mengadakan evaluasi kerja dan mengadakan perencanaan kerja di masa-masa yang akan datang. Hari esok ada dua macam, yakni hari esok yang dekat (di dunia ini) dan hari esok yang jauh (di akherat kelak)

2. Berbuat baik kepada kedua orang tua
Orang tua (ayah dan ibu) adalah orang yang menjadi perantara hidup manusia di dunia. Islam memberi tuntunan bahwa setiap anak wajib berbuat baik kepada kedua orang tuanya, walaupun berbeda agama dengan dirinya sendiri.
Firman Allah:

وَاعْبُدُوْاللهَ وَلاَتُشْرِكُوْابِه شَيْئًا وَبِالْوَالِدِيْنِ اِحْسَانًا (النسائ:36)
“Sembahlah Allah dan jangan mempersekutukannya-Nya dengan sesuatu apapun dan berbuat ihsanlah (baiklah) kepada kedua orang tua (Ibu bapak0 mu…” (Q.S An – Nissa: 36)

Islam tidak memberi batasan tentang berbuat baik kepada orang tua. Hal ini diserahkan kepada kebijakan manusia (anak) Sesuai dengan Kondisi masing-masing orang tuanya. Islam hanya memberi batasan bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua tidak boleh melanggar hak-hak Allah, misalnya dengan cara menyekutukan-Nya.
Apabila kedua orang tua mengajak berbuat maksiat kepada Allah (misalnya menyekutukan-Nya) maka anak tidak boleh mengikuti ajakan tersebut, namun tetap berikap baik kepadanya.
Firman Allah SWT:

وَاِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى اَنْ تُشْرِكَ بِى مَالَيْسَ لَكَ بِه عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَافِىالدُّنْيَا مَعْرُوْفًا
“Dan jika keduanya memaksa kamu untuk mempersekutukan dengan Aku, sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Pergaulilah keduanya di dunia ini dengan baik …” (QS. Luqman: 15).

Di samping wajib berbuat baik, kita dilarang untuk menyakiti hati kedua orang tua, sebagaimana firman-Nya.


.... اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَاَحَدُهُمَاأَوْكِلاَ هُمَافَلاَ تَقُلْ لَّهُمَاأُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْ هُمَاوَقُلْ لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيْمًا (الاسرائ: 23)
“……jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “Ah” dan janganlah kamu membentuk mereka dengan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia:. (QS. Al Israa’: 23)

Apabila kedua orang tua belum Islam, hendaklah dido’akan agar mendapat petunjuk dari Allah sehingga mau masuk Islam. Jika keduanya telah meninggal, hendaklah dido’akan agar mendapat ampunan di sisi-Nya, misalnya dengan lafal do’a:

رَبَّنَااغْفِرْلِى وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ ( ابراهيم : 41)
“Ya Rab kami, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”. (QS. Ibrahim: 41)


3. Berbuat baik kepada sesama manusia
Kewajiban berbuat baik kepada sesama manusia telah ditegaskan Allah dalam firman-Nya sebagai berikut:

وَاعْبُدُ اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوْابِه شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَبِذِى اْلقُرْبى وَالْيَتمى وَاْلمَسكِيْنِ وَالْجَارِذِى الْقُرْبى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاً فَخُوْرًا ( النساء: 36)
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua (ibu bapak), karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, Ibnu Sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Niosaa’: 36)

Selanjutnya Rasulullah SAW. Melarang kepada muslim untuk meremehkan, menyakiti hati dan sebagainya. Sabda Rasulullah SAW.
اَلْمُسْلِمُ اَخُوالْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهَ وَلاَيَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ التَّقْوى هَاهُنَا وَيُشِيْرُ اِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ اَنْ يَحْقِرَاَخَاهُ اْلمُسْلِمَ كُلُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ (رواه مسام )

“(Seorang) muslim adalah saudara bagi muslim (lain), tidak boleh (seseorang) menganiyaya dia, tidak boleh mengecewakan dia, tidak boleh menghinakan dia, Taqwa ada di sini! Dan beliau memberikan isyarat ke dadanya tiga kali sambil bersabda: “Cukup jahat apabila seseorang menghina saudaranya (muslim yang lain). Tiap Muslim terhadap Muslim (yang lain) haram darahnya, harta, dan kehormatannya”. (HR. Muslim)
BERFIKIR POSITIF (QONA’AH)

1. Pengertian:
Rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki sehingga jauh dari sifat kurang yang berlebihan. Orang qona’ah giat bekerja atau berusaha dan bila hasilnya kurang memuaskan, rela menerima dengan syukur kepada Allah. Hikmah qona’ah adalah symbol rasa tentram dalam hidup, sehingga terhindar dari sifat serakah dan tamak.
H.R. Muslim: “Beruntung orang Islam, rezekinya cukup; dan merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah kepadanya”.
Q.S Hud 6: “Dan tidaklah binatang yang melatapun di bumi, kecuali ditentukan rizkinya oleh Allah”.
Jadi dengan demikian orang yang qona’ah adalah yakin akan ketentuan Allah SWT. Pengertian harfiah dan qona’ah adalah menerima cukup/menerima secara puas, apa adanya. Sedang pengertian secara istilah adalah:
a. Menerima dengan rela apa adanya
b. Menerima dengan sabar apa adanya
c. Memohon kepada Tuhan tambahan yang pantas, dan berusaha
d. Bertawakal kepada Allah
e. Tidak tertarik oleh tipu daya manusia

2. Qona’ah dalam kehidupan
a. Pengendalian hidup sehingga tidak turut dalam keputusasaan dan tidak terlalu maju dalam keserakahan
b. Qona’ah berfungsi sebagai stabilisator dan dinamisator dalam hidup
1. Berfungsi sebagai stabilisator
- Berlapang dada dalam situasi dan Kondisi apapun
- Berhati tentram
- Merasa kaya dan berkecukupan dalam hidup sederhana
- Bebas dari keserakahan, karena kekayaan atau kemiskinan terletak pada hati bukan terletak pada harta yang dimiliki
2. Berfungsi sebagai dinamisator artinya qona’ah merupakan kekuatan bathin yang selalu mendorong seseorang untuk meraih kemajuan hidup, berdasarkan kemandirian dan tetap bergantung kepada karunia Allah SWT.
Berkenaan dengan cara hidup qona’ah, marilah kita simak nasehat Nabi SAW kepada hakim sahabat beliau yang segala permohonannya selalu diluluskan, tetapi kali berikutnya Nabi menasehatinya.

يَاحَكِيْمٌ اِنَّ هدَالْمَالَ خُضْرٌ خُلْقٌ, فَمَنْ أَخَدَ هُ بِسَحَاوَةٍ نَفْسٍ بُوْرِكَ لَهُ فِيْهِ فَمَنْ أَخَدَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يَبَارِكْ لَهُ فِيْهِ وَكَانَ كَالَّدِيْ يَأكُلُ وَلاَ يَشْبَعْ وَاْليَدُاْلعُلْيَاخَيْرٌ مِنَ اْليَدِ السُّفْلَ

Artinya: “Wahai hakim sesungguhnya harta itu indah dan manis, barang siapa yang mengambilnya dengan hati yang lapang dan ikhlas niscaya berkah baginya, akan tetapi barang siapa yang mengambilnya dengan hati yang tamak atau rakus, pasti harta itu tidak berkah baginya. Bagaikan orang yang makan yang tidak pernah kenyang-kenyangnya ketahuilah bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

Oleh karena itu qona’ah adalah merupakan sikap hati dan mental yang memilikinya diperlukan latihan dan kesabaran. Bila qona’ah dimiliki oleh seseorang niscaya kebahagiaan dunia akan dinikmati dan kebahagiaan akhirat akan tercapai. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Thabrani:
اَلْقَنَاعَةُ كَنْزٌ لاَيَفْنى
Artinya: “Qona’ah itu adalah simpanan yang tak akan pernah lenyap”

Manfaat qona’ah dalam kehidupan:
a. Bagi kehidupan pribadi:
1. Percaya akan kekuasaan Allah SWT
2. Sabar dalam menerima ketentuan Allah SWT
3. Bersyukur bila dipinjami nikmat Allah SWT
4. Berusaha bekerja, berikhtiar dan berdo’a serta tawakal

b. Bagi kehidupan masyarakat:
1. Mengajak tidak membanggakan diri dengan kekayaan sebab akan menimbulkan kecemburuan sosial
2. Membina rasa puas dengan nikmat yang dikaruniakan Allah SWT
3. Menjauhkan sifat rakus dan tamak, hingga akan terhindar dari kehendak untuk mengambil hak orang lain
Dengan demikian, qona’ah adalah salah satu sikap terpuji yang harus dimiliki oleh setiap orang muslim, yaitu sikap rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki serta menjauhkan diri dari sikap tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan
Orang yang qona’ah adalah orang yang selalu giat bekerja dan berusaha, namun apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ia tetap bersikap positif yaitu rela menerima apa yang dihasilkannya dengan penuh rasa syukur dan lapang dada.
Qona’ah berfungsi sebagai stabilisator dan dinamisator hidup seorang muslim. Dengan qona’ah seorang muslim akan bersikap positif terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepadanya, akan terhindar dari sifat-sifat tercela, serakah dan putus asa, serta akan memiliki semangat hidup untuk meraih kemajuan berdasarkan kemampuan diri dan kemandirian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ppt bahasa inggris

Media pembelajaran.ppt.bhs inggris sd from dry1